Hidup
adalah peperangan melawan kebodohan batin yang selalu akan menjajah
hati setiap manusia. Bila sudah bisa memangkannya, itulah kemenangan
yang sejati…
Makna perang seringkali kita salah artikan sebagai untuk memerangi dan menghancurkan pihak atau orang lain . Begitu tidak ada kesepahaman , jalan keluarnya adalah perang . Begitu yang terjadi . Dari jaman barbar sampai jaman modern sekarang , perang masih tetap berlangsung , tak pernah berhenti .
Makna perang seringkali kita salah artikan sebagai untuk memerangi dan menghancurkan pihak atau orang lain . Begitu tidak ada kesepahaman , jalan keluarnya adalah perang . Begitu yang terjadi . Dari jaman barbar sampai jaman modern sekarang , perang masih tetap berlangsung , tak pernah berhenti .
Kita lupa, sesungguhnya masih ada perang yang lebih penting dan mulia untuk kita tuntaskan di dunia ini.
Perang
yang seharusnya selalu kita lakukan adalah untuk memerangi
kemiskinan dan memerangi “kebodohan” diri kita sendiri . Makna perang
yang sesungguhnya terlupakan karena kita lebih sibuk untuk melakukan
perang terhadap musuh-musuh yang berada diluar diri kita.
Kemiskinan
adalah musuh yang seharusnya kita lawan dengan gigih, karena
kemiskinan bukan milik kita. Tuhan menginginkan kita hidup kaya di
dunia . Oleh sebab Tuhan sudah memberikan petunjuk dan jalanNya.
Karena kemiskinan bisa membuat tak berdaya dan jatuh dalam
kemeralatan serta kesuraman .
Selanjutnya
adalah perang suci yang tak boleh kita lupakan adalah memerangi
kebodohan batin didalam diri kita . Karena musuh ini telah menjajah
kita sekian lama tanpa kita menyadarinya, sehingga tidak bisa
melepaskan diri dari cengkramannya .
Kebodohan
batin yang masih melekat adalah keserakahan , kesombongan ,
kebencian , dengki dan iri hati, kemarahan , kelicikan , keasusilaan
dan lain-lain.
Sayangnya selama
ini energi dan pikiran kita lebih banyak dikerahkan , selain sibuk
berperang melawan musuh nyata yang berada diluar , fokus kita lebih
kepada memerangi kemiskinan .
Ternyata
sesuatu yang berbentuk lebih memikat kita untuk diperangi .
Sedangkan musuh sejati yang tersembunyi dan mematikan, serta
menggerogoti hidup dibiarkan untuk membunuh kita secara
perlahan-lahan menuju kematian yang menyedihkan .
Demikianlah
bila kita lebih memiliki dan mengutamakan kepintaran daripada
menggunakan kearifan dan menyikapi hidup . Sehingga kita tak dapat
membedakan mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang kemudian
membuat kita salah mengambil langkah menjalani hidup ini.
Sampai saat ini, sudah berapa banyak umat manusia yang sudah terbebas dari kebodohan batin?
Apakah kita sudah bisa dengan lantang berteriak ” Merdeka ! ” dalam arti yang sesungguhnya karena sudah bebas jajahan kebodohan batin ?
Apakah kita sudah bisa dengan lantang berteriak ” Merdeka ! ” dalam arti yang sesungguhnya karena sudah bebas jajahan kebodohan batin ?
Mungkin hari ini belum banyak, namun entahlah…esok atau lusa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar